alam
ilmu matematika, dapat kita jumpai berbagai macam simbol-simbol matematika.
Simbol-simbol tersebut diperkenalkan oleh para matematikawan. Karena banyaknya
simbol-simbol dalam matematika, sering kali pengertian simbol itu tidak
dijelaskan dan dianggap maknanya telah diketahui. Hal ini kadang menyulitkan
bagi mereka yang awam dengan simbol-simbol dalam matematika. Maka dari
itu, adanya daftar yang diorganisir menurut jenis simbolnya dimaksudkan untuk
mempermudah pencarian simbol-simbol yang kurang dikenal dari penampakannya.
Dari sekian banyak
simbol dalam matematika dengan bentukyang sangat unik, penulis hanya akan
membahas secara mendalam salah satu simbol saja yaitu simbol tak hingga (infinity). Namun, sebelum membahas
secara mendalam mengenai simbol tak hingga, kita akan membahas tentang
pemahaman bentuk simbol tak hingga terlebih dahulu. Ternyata sebagian orang
dari kita memiliki perbedaan dalam pemahaman simbol tak hingga, ada yang
beranggapan bahwa simbol tak hingga itu adalah ∞,
tapi ada juga yang beranggapan lain bahwa simbol tak hingga yaitu ~. Untuk
meluruskan perbedaan pemahaman mengenai simbol tak hingga itu, maka penulis
akan memaparkan sebenarnya simbol tak hingga yang tepat itu yang mana, apakah ∞
atau ~?.
Sesungguhnya
simbol ~ bukanlah simbol tak hingga dari keterhinggaan, melainkan simbol
tersebut merupakan sebutan atau bacaan lain dari nama distribusi probabilitas
dapat dibaca juga tak hingga yang termasuk kategori statistika dalam daftar
terorganisir menurut jenis simbol matematika. Mungkin, dari situlah ada yang
beranggapan kalau simbol tak hingga adalah ~ karena bacaannya yang sama. Atau
kemungkinan lainnya, pertama kali mengetahui bentuk simbol tak hingga seperti
ini: ~, maka yang mereka tau untuk simbol tak hingga adalah ~.Jika kita lihat
dalam daftar yang telah terorgaanisir menurut jenis simbol, maka kita akan
mengetahui bahwa simbol tak hinggaatau keterhinggaan itu yang lebih tepatnya adalah ∞.
Gambar
1. Simbol Infinity
Jika kita berbicara
tentang definisi, Definisi dari simbol tak hingga (Infinity) adalah sebuah konsep abstrak yang menggambarkan sesuatu
yang tanpa batas dan relevan dalam sejumlah bidang, terutama matematika dan
fisika.Tak hingga (Infinity) itu
dalam daftar simbol matematika yang telah diorganisir menurut jenis simbolnya termasuk
ke dalam daftar simbol bukan huruf yang lain dan merupakan kategori bilangan.Namun,
ada beberapa orang yang berpendapat bahwa tak hingga bukan benar-benar
bilangan. Tak berlaku seperti bilangan yang biasa kita gunakan. Bilangan yang
kita gunakan seluruhnya memiliki akhir, tetapi tak hingga tidak memilikinya.
Beberapa orang juga ada yang berpendapat bahwa tak hingga ialah tiap bilangan
(kecuali 0) yang dibagi oleh 0 sehingga bernilai tak hingga.
Dalam wikipedia, bahwatakhingga atau ananta yang sering ditulis ∞,
ialah bilangan yang lebih besar dari pada tiap-tiap yang kemungkinan dapat
dibayangkan.
Kemudian,
ada juga yang mendefinisikan yang lain
tentang tak hingga dalam blog wordpress-nya by Aria Turn bahwa Tak
hingga atau infinity yang dinotasikan ∞ diambil
dari kata latin “infinitas” yang artinya tak terbatas/ unbounded adalah
sebuah konsep BUKAN bilangan atau angka seperti yang disangka banyak
orang. Dalam matematika ∞ adalah
“sesuatu” yang lebih besar dari bilangan manapun tetapi sesuatu itu BUKAN
bilangan, dengan kata lain tidak ada bilangan yang lebih besar dari ∞.
Karena ∞ bukan sebuah bilangan maka ∞ tidak ganjil, tidak genap
dan tidak prima.
Dalam kamus
matematika Carol Vorderman, definisi tak hingga adalah tanpa batas-batas ukuran
atau jumlah, tidak terbatas, tidak ada akhirnya.
Jika
penulis berpendapat mengenai definisi tak hingga, pendapat penulis tidak jauh berbeda
dengan definisi pada umumnya, bahwa tak hingga itu diguakan untuk bilangan yang tak dapat terhitung besarnya atau tak
terbatas dan bilangan itu bukan bilangan real, maka dari itu digunakanlah
simbol tak hingga (∞) sebagai tanda nilai yang tak terhitung besarnya.
Setelah membahas
mengenai definisi dari tak hingga, selanjutnya mari kita mulai dengan sejarah
simbol Tak Hingga (Infinity), yang
dibagi kedalam beberapa masa sebagai berikut:
Awal Yunani, tercatat bahwa ide infinity paling awal berasal dari
Anaximander, seorang filsuf dari Yunani
pra-Socrates yang tinggal di Miletus. Dia menggunakan kata “apeiron” yang
berarti tak berbatas atau tak terbatas. Namun, awal pembuktian infinity
matematika oleh Zeno dari Elea (C 490 SM - C 430 SM), Seorang filsuf Yunani pra-Sokrates dari selatan Italia dan
anggota Eleatic Sekolah yang didirikan oleh Parmenides.
Aristoteles
memanggilnya penemu dialektika. Dia terkenal karena paradoksnya yaitu paradoks
Achilles dan Kura-kura. Paradoks ini terkenal karena orang Yunani gagal
menjelaskan paradoks ini. Walau sekarang terkesan tidak terlalu sulit, tapi
butuh waktu ribuan tahun sebelum matematikawan dapat menjelaskannya. Paradoks
Achilles dan kura-kura kira-kira seperti ini :
Gambar
2. Achilles dan kura-kura
Zeno menganalogikan
paradoks ini dengan membayangkan lomba lari Achilles dan seekor kura-kura.
Keduanya dianggap lari dengan kecepatan konstan dan kura-kura sudah tentu jauh
lebih lambat. Untuk itu, si kura-kura diberi keuntungan dengan start awal di
depan, katakanlah 10 meter. Ketika lomba sudah dimulai, Achilles akan mencapai
titik 10 m (titik di mana kura-kura mula-mula). Tetapi si kura ini juga pasti
sudah melangkah maju, jauh lebih lambat memang, katakanlah dia baru melangkah 1
meter. Beberapa saat kemudian Achilles berada di titik 11m, tapi si kura
lagi-lagi sudah melangkah maju 0,1 m. Demikian seterusnya, setiap kali Achilles
berada pada titik di mana kura-kura sebelumnya berada, si kura-kura sudah
melangkah lebih maju. Artinya, Achilles, secepat apa pun dia berlari tidak akan
bisa mendahului kura-kura.
Awal
India, teks matematika india Surya Prajnapti (C abad SM 3-4)
mengklasifikasikan semua bilangan menjadi tiga set, yaitu: dapat dihitung, tak
terhitung, dan tak terbatas. Masing-masing selanjutnya dibagi menjadi tiga
perintah:
1. Dapat
dihitung: terendah, menengah, dan tertinggi.
2. Tak
terhitung: hampir tak terhitung, benar-benar tak terhitung, dan tak terhitung
banyaknya.
3. Tak
terbatas: hampir tak terbatas, yang tidak terbatas, tak terhingga/ tak terbatas.
Dari klasifikasi
bilangan dalam teks matematika india Surya Prajnapti, kita ketahui terdapat
kata dapat terhitung, tak terhitung, dan tak terbatas. Agar kita paham tentang
kata-kata seperti itu, Penulis akan mencoba menjelaskan yang berkaitan dengan
klasifikasi bilangan tersebut sehingga kita mengetahui perbedaannya. Dalam
dunia matematika terutama dalam materi himpunan, bahwa:
1. Terhitung/
terbilang adalah segala anggota-anggotanya (angkanya) dapat ditunjukkan satu
persatu. Contoh:
A=Himpunan
bilangan asli kurang dari 3.
Ditulis:
A={1,2,3}
2. Tak
terhitung adalah segala anggota-anggotanya (angka) tidak dapat ditunjukkan satu
persatu. Contoh:
B= Himpunan bilangan cacah.
Ditulis: B={0,1,2,3,...}
3. Terbatas
adalah segala yang memiliki batasdan
atau dapat dihitung. Contoh:
4. Tak
terbatas adalah segala yang tidak memiliki batas atau tidak dapat dihitung.
5. Terhingga
adalah segala angka yang terhingga atau dapat dihitung. Contoh:
E=
Himpunan bilangan bulat 0 sampai 5.
Ditulis:
E= { 0,1,2,3,4,5}
6. Tak
terhingga adalah segala angka yang tak terhingga atau tidak dapat dihitung. Contoh:
F= Himpunan bilangan genap.
Ditulis: F= { 2,4,6,8,...}
Abad
ke-17,
matematikawan dari Eropa mulai menggunakan nomor yang tak terbatas
secara sistematis.
Gambar 3. John Wallis
John Wallis pertama kali yang menggunakan notasi ∞ untuk nomor tersebut. Lebih jauh Wallis menulis
Pada awal abad
ketujuh belas juga para ahli matematika telah menangani deret tak hingga di
antaranya adalah Rene Descartes (1596-1650).
Gambar
4. Rene Descartes
Descartes telah
memecahkan kebuntuan beberapa abad, yakni dapat menjelaskan paradoks Zeno
secara memuaskan dengan menggunakan limit jumlah deret tak hingga. Paradoks ini diselesaikan secara matematika.
Dalam paradoks Zeno, dianalogikan
Achilles
dan
kura-kura lari.
Achilles mencapai
posisi awal kura-kura yaitu
10 meter.
Kemudian Achilles mencapai posisi kedua kura-kura dalam 1 meter. Demikian pula
Achilles mencapai posisi ketiga kura-kura dalam 0,1 meter dan seterusnya ...
Jarakyang diperlukan Achilles untuk
menyusul kura-kura akan membentuk Deret Geometri tak berhingga:
10 + 1 + 0,1 + 0,01 + ....
dengan ratio (perbandingan antara dua
suku yang berurutan) r = 0,1.
Dan jumlah suku-suku
yang banyaknya tak hingga pada deret tersebut adalah BERHINGGA, karena deret
diatas adalah deret yang konvergen, bisa dicari dengan:
a = suku pertama
r = adalah rasio
Sehingga jumlah total deret untuk memecahkan paradox zeno adalah
Jadi Kura-kura akan tersusul oleh
Achilles hanya dalam waktu 10/0,9
detik.
Dan demikianlah kita temukan juga antinomi dari Immanuel Kant.
Gambar
5. Immanuel Kant
Gambar
6. Santo Agustinus
Kalau ketakhinggaan St.
Agustinus menyangkut “tak hingga sesungguhnya” dan “kemampuan tak hingga” yang
lebih banyak bersifat keagamaan maka ketakhinggaan yang dikemukakan Kant
menyangkut ruang, waktu, serbaterus, diskrit, sebab-akibat, dan kebetulan.
Dalam antinominya, Kant
mempertentangkan tak hingga dan terhingga dalam masalah ruang dan waktu.
Mengemukakan dalam bentuk antinomi tersebut ternyata Kant mempertahankan
kedua-duanya yakni Kant menyatakan bahwa ruang dan waktu terhingga dan juga tak
hingga. Tentunya hal ini berkaitan dengan alam pikiran Kant sendiri yang yakin
bahwa ada “sesuatu di dalam sesuatu itu sendiri” yang terletak “di luar”
pemikiran tetapi merupakan kenyataan yang terpisah. Alasan untuk mengatakan
dunia terhingga kata Kant akan sama kuat dengan alasan untuk mengatakan
dunia tak hingga. Oleh karena itu, antinomi Kant ikut menggolongkan terhingga
dan tak hingga demikian sebagai “sesuatu di dalam sesuatu itu sendiri” dan
terletak “di luar” pemikiran manusia.
Dengan pandangan Kant
ini maka ketakhinggaan yang belum dibahas dalam matematika pada waktu itu tidak
juga menemukan pemecahan secara filsafat. Ketakhinggaan merupakan sesuatu yang
belum dipahami orang.
Bahasan dari definisi
dan sejarah dari simbol tak hingga menjadikan kita bertambahnya wawasan
mengenai simbol tersebut. Namun, apakah kita tau asal mula bentuk simbol
tersebut? Mari kita bahas mengenai asal mula bentuk simbol tak hingga ini. Untuk simbol tak terhingga (∞) diperkirakan mungkin berasal dari varian pada Ouroboros
klasik.
Gambar 7. Ouroboros
Dengan
ular melingkar sekali sebelum makan ekornya sendiri, dan penggambaran seperti
dari loop ganda sebagai ular makan ekornya sendiri yang umum hari ini di
fantasy art dan sastra fantasi, meskipun dugaan lain bisa juga.
Ouroboros
ini merupakan pembaharuan siklus abadi hidup dan tak terbatas, konsep keabadian
dan kembali abadi, dan merupakan siklus kehidupan, kematian dan kelahiran
kembali, yang mengarah ke keabadian, seperti dalam phoenix. Mungkin dari kata
tak terbatas lah yang menjadikan dugaan bahwa simbol tak hingga berasal dari
varian ouroboros klasik.
Ternyata simbol tak
terhinggamemiliki kegunaan dalam beberapa cabang ilmu matematika antara lain
yaitu:
1. Analisis
nyata/ Analisis Real. Simbol ∞ digunakan untuk menunjukkan batas tak terbatasberarti bahwa x tumbuh tanpa terikat, danberarti nilai x adalah menurun tanpa terikat.
2. Analisis
Kompleks. Simbol ∞ untuk menunjukkan limit yang tak terbatas.berarti bahwa besarnya
|x|, x melampaui nilai yang diberikan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa sejarah takhingga dimulai pada awal yunani, awal pembuktian
infinity
matematika oleh Zeno dengan paradox
miliknya
yaitu
Paradoks Achilles dan kura-kura. Dilanjutkan keawal India, dalam teks
matematika India Suya Prajnapti diklasifikasikan bilangan
kedalam
tiga set, yaitu: dapat dihitung, tak terhitung dan
tak
terbatas. Dan pada abad 17, Descrates dapat
menjelaskan paradoks Zeno secara memuaskan dengan
menggunakan limit jumlah deret tak hingga.
Bentuk yang tepat untuk
keterhinggaan adalah ∞ bukanlah ~. Karena simbol ~ dibaca tak hingga dalam statistika probabilitas. Untuk
istilah bilangan, bahwa yang dinamakan terhitung/
terbilang adalah angka yang dapat ditunjukkan satu persatu. Tak terhitung
adalah angka tidak dapat ditunjukkan satu persatu. Terbatas adalah segala yang
memiliki batas atau dapat dihitung. Tak terbatas adalah segala yang tidak
memiliki batas atau tidak dapat dihitung. Terhingga adalah segala angka yang
terhingga atau dapat dihitung. Tak terhingga adalah segala angka yang tak
terhingga atau tidak dapat dihitung.
Penggunaan simbol tak hingga antara
lain dalam analisis nyata/ analisis real, dan analisis kompleks. Untuk cabang ilmu matematika
analisis real/ analisi nyata simbol tak hingga digunakan untuk menunjukkan
batas tak terbatas. Dalam
analisis kompleks digunakan untuk menunjukkan limit tak terbatas.